Dalam
Kesempatan ini saya hendak mengajak pembaca untuk bersama memaknai Filosofi
Matoa Bagi Peradaban Manusia Papua dalam Kehidupan Sosial – Ekonomi
Masyarakatnya.
Matoa
(Pometia Sp.) adalah salah satu jenis
tanaman kehutanan endemik asli papua dan juga merupakan salah satu jenis
tanaman yang kualitas kayunya cukup baik
untuk digunakan dalam kegiatan pertukangan & memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Selain Kayunya, Buah Matoa-pun enak untuk dimakan. Pohon Matoa
tumbuh subur di alam Tanah Papua.
Dalam
ilmu kehutanan, matoa merupakan salah satu jenis tanaman kehutanan yang dalam
masa pertumbuhannya membutuhkan naungan atau dalam ilmu pertumbuhan tanaman
disebut tanaman toleran. Sehingga matoa yang masih dalam fase pertumbuhan semai
hingga tiang, sangat membutuhkan tanaman lain untuk berlindung dari sengatan cahaya
matahari langsung. Namun apabila sudah berada pada fase pertumbuhan pancang dan
pohon, jika terkena sengatan sinar matahari langsung justru akan dengan cepat
memacu pertumbuhan Matoa bahkan bisa lebih cepat tumbuh dan berkembang dari
tanaman yang awalnya menaungi Matoa. Matoa pada fase pohon tersebut tumbuh
lebih cepat namun tidak menghalangi tanaman lain untuk bertumbuh dan juga tidak
mengakibatkan kematian bagi tanaman lainya. Ini setidaknya merupakan
pertumbuhan Matoa menurut ilmu pertumbuhan tanaman berdasarkan Ilmu Kehutanan
yang saya pelajari, jika dari pertumbuhan Matoa ini kita coba untuk merefleksikannya
dalam kehidupan Sosial – Ekonomi Manusia Papua.
Pada
sekitar tahun 1923, Isack Samuel Kijne datang ke Papua dan memulai pelayanannya
di Bumi New Guinea (Sekarang Tanah Papua) melalui Mansinam hingga berakhir di Miei
sekitar tahun 1958. Buah dari pelayanannya ini, kini kita sebagai generasi muda
Papua dapat mengenyam pendidikan di berbagai bidang. Setelah IS Kijne,
Perkembangan peradaban Manusia Papua terus berlanjut dengan hadirnya banyak
Pelayan Tuhan, Guru-guru Jemaat, Tenaga Pendidik sampai Tenaga Medis yang ikut
berpartisipasi dalam Pembangunan Manusia Papua dari Generasi ke Generasi hingga
saat ini. Isack Samuel Kijne telah meletakan Peradaban Bagi Orang Papua namun
dalam perkembangannya tidak sedikit dari mereka yang ikut dalam proses
membangun orang papua adalah mereka yang bukan orang asli papua. Banyak diantara
saudara/I kita yang bukan orang asli Papua juga ikut berperan dalam
memanusiakan manusia Papua. Ini membuktikan bahwa perkembangan manusia papua
tidak terlepas dari kontribusi dan kerja-kerja nyata orang-orang Non Papua.
Yang
menarik disini yakni Peradaban Manusia Papua sampai saat ini tidak pernah
mengesampingkan Orang Non Papua yang telah banyak ikut dalam membangun orang
papua. Tidak jarang dari mereka diberikan penghargaan untuk menduduki
posisi-posisi penting baik sebagai Pemuka Agama maupun dalam lembaga
Pendidikan, Birokrasi Pemerintahan dan Politik. Ini membuktikan bahwa Manusia
Papua begitu menghargai Mereka yang telah berjasa dan ikut membangun sebuah
peradaban Manusia Papua yang setidaknya selalu membaik dari waktu ke waktu.
Dari
tulisan ini sedikit banyak telah memberikan informasi kepada pembaca mengenai
Kesamaan Pertumbuhan Pohon Matoa sebagai tanaman endemik asli Papua dengan
Perkembangan Sikap dan Karakter Manusia Papua, Juga setidaknya sudah dapat
mengambarkan sebuah Perkembangan Peradaban Manusia Papua yang mana kehidupannya
tidak terlepas dari Alam dan Lingkungan tempat Manusia Papua itu Hidup dan
Berkembang dari waktu ke waktu secara turun-temurun. Alam dan lingkungannya juga
mempunyai peran penting dalam membentuk sikap karakter manusia, karena
sejatinya Manusia Itu belajar dari Alam.
Akhirnya
saya mengucapkan Terima Kasih kepada Para Pelayan Tuhan, Kaum Ulama, Tenaga
Pendidik dan Tenaga Medis yang dalam keterbatasanya telah ikut berpartisipasi
dalam Sebuah Pembangunan Peradaban Manusia Papua.
“Bangsa Yang Besar Adalah Bangsa Yang
Menghargai Jasa Pahlawannya”
Terima
Kasih Pahlawan Kami yang telah ikut membangun Kecerdasan Intelektual,
Kecerdasan Emosional & Kecerdasan Spiritual Manusia Papua
GOD
Bless The Land Of Papua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar