Jumat, 09 Oktober 2020

Mervin Asmuruf : POLEMIK KAIN TIMUR & PILKADA MANOKWARI


Kain Timur Merupakan Warisan Adat di Wilayah Kepala Burung Tanah Papua (Arfak, Maybrat, Tehit & Malamoi) Yang Selalu Dijaga & Terus Diwariskan Kepada Anak Cucu Untuk Terus Mempertahankan Nilai-Nilai Adat & Budaya Yang Sakral Serta Memiliki Nilai Yang Tinggi Untuk Mengangkat Harkat & Martabat Seseorang Dalam Struktur Adat.

Belakangan Ini Kita Juga Harus Akui Bahwa Nilai-Nilai Yang Diwariskan Itu Kini Telah Banyak Yang Mengalami Pergeseran & Pudar. Hal-Hal Ini Dapat Dilihat Ketika Saya & Sebagian Generasi Muda Ini Sudah Sangat Sulit Sekali Mengidentifikasi Nilai Kain Sesuai Dengan Klasifikasinya Atau Bahkan Benda Sakral Itu Kini Banyak Diperjualbelikan Baik di Internal Etnis Tertentu Maupun Etnis Dengan Budaya Yang Sama.

Kain Timur Sebagai Warisan Adat & Budaya Itu Kini Banyak Digunakan Dalam Berbagai Acara Ceremonial, Baik Untuk Penyambutan Tamu, Dekorasi Gedung Bahkan Sudah Berkembang Dalam Dunia Fashion & Kesemuanya Dinilai Sebagai Sesuatu Yang Positif Dalam Tatanan Kehidupan Etnis Yang Menjunjung Tinggi Nilai-Nilai Adat & Budaya Tersebut.

Berkaitan Dengan PILKADA Manokwari, Yang Mana Beberapa Hari Waktu Lalu Komunitas Masyarakat Maybrat di Dataran WAMPRAMASI Manokwari Melakukan Pertemuan Bersama Pasangan Calon SMART Yang Dihadiri Oleh Calon Bupati Sius Dowansiba. Pertemuan Ini Disinyalir Ada Tindakan Yang Tidak Sesuai Dengan Nilai-Nilai Adat & Tatanan Sosial Budaya Kehidupan Masyarakat Maybrat Karena Dalam Ceremonial Penyambutan Yang Tidak Biasanya Yakni Penginjakan Kain Timur Sebelum Masuk Ke Tempat Pertemuan, Hal Ini Menimbulkan Pro Kontra di Kalangan Masyarakat Maybrat.
Dalam Polemik Ini Pasangan Calon SMART (Bung Sius Dowansiba) Hadir Sebagai Tamu Yang Hendak Menyampaikan Ide & Gagasannya Untuk  Pembangunan Manokwari. Selayaknya Tamu Maka Sudah Seharusnya Beliau Dijamu & Diberikan Ruang Sedangkan Masyarakat Maybrat di WAMPRAMASI Lah Yang Menjadi Tuan Rumah & Menyiapkan Segala Sesuatu Untuk Penyambutan Beliau.

Terkait Dengan Hal Itu Saya Berpandangan Dengan Tidak Ikut Mencampuri Pilihan Politik Yang Dilakukan Oleh Warga Masyarakat Maybrat di Wampramasi Yakni Tindakan Yang di Inisiasi Oleh Masyarakat Maybrat Dalam Acara Ceremonial Penyambutan Itu Merupakan Tindakan-Tindakan Yang Melanggar Etika Dalam Tatanan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Maybrat. 
Apa Yang Dilakukan Oleh Kelompok Masyarakat Maybrat Itu Telah Melecehkan Harkat & Martabat Orang Maybrat Sehingga Dengan Tidak Mengurangi Rasa Hormat Saya Meminta Kepada Kepala Suku Maybrat Ataupun Tua-Tua Adat di Manokwari Agar Dapat Menindak Dengan Tegas Oknum-Oknum Masyarakat Maybrat Yang Mendesain Ceremonial Penyambutan Tersebut.

Satu Hal Yang Pasti Jangan Kita Kaitkan Polemik Kain Timur Ini Dengan Proses Demokrasi Yang Sedang Berlangsung di Manokwari. Karena Pilihan Politik Adalah Kehendak Bebas Setiap Individu

#Salam

Sabtu, 18 April 2020

Mervin Asmuruf : Corona Datang, Masyarakat Resah Akhirnya Pemerintah Bertindak


Corona Virus Disease 19 (COVID 19) Kini Telah Menjelma Menjadi Pembunuh Berdarah Dingin Yang Mematikan, Tidak Tanggung-Tanggung Hingga Saat Ini COVID 19 Telah Mewabah Kurang Lebih 200an Negara di Dunia & Telah Merengut Nyawa Ratusan Hingga Jutaan Orang di Berbagai Negara Seantero Bumi Ini. Di Indonesia Sendiri COVID 19 Telah Merebak Hingga Ke 34 Provinsi Dengan Jumlah Pasien Positif Yang Telah Terkonfirmasi Tembus 6.000an, Angka Ini Akan Terus Bertambah Jika Tidak Ada Kesadaran Dari Masyarakat Untuk Melaksanakan Himbauan Pemerintah.
Dari Beberapa Sumber Mengatakan Bahwa 1 Orang Yang Positif Paling Sedikit Dapat Menularkan Ke 5 Orang, Sehingga Jika Memang Benar Demikian Maka Kemungkinan Akan Terjadi Ledakan Kasus COVID 19 Ini Hingga Menjangkit Kurang Lebih 30.000an Orang di Indonesia. Angka Itu Masih Menjadi Asumsi Kita Untuk Kasus Yang Telah Terkonfirmsasi Belum Lagi Jika Kita Diskusikan Mengenai Kami, Kita & Mereka Yang Sering Disebut Dengan Orang Tanpa Gejala (OTG), Orang Dalam Pantauan (ODP) Atau Bahkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

Di Provinsi Papua Barat Hingga Saat Ini Sudah Terkonfirmasi Positif 5 Orang COVID 19 Dengan Locus Daerah Yakni Kota Sorong, Manokwari & Teluk Bintuni. Jika Memang Demikian Maka Kita Pastikan Jumlah ODP & PDP Meningkat Tajam, Hal Ini Sudah Barang Tentu Akan Memunculkan Tugas-Tugas Ekstra Dari Gugus Tugas COVID 19 Untuk Mendesain Alternatif Kebijakan Guna Memperlambat atau Bahkan Memutus Rantai Penyebaran COVID 19 & Untuk  Para Medis Agar Meningkatkan Standar Dalam Pelayanan Kepada Pasien Yang Telah di Isolasi Serta Menimbulkan Keresahan di Tengah Masyarakat Karena Masih Kurangnya Sosialisasi & Edukasi Terkait COVID 19.

Data Yang Kami Peroleh Dari KEMENKES RI Menunjukan Sebuah Trend Yang Baik Karena Dari Waktu ke Waktu Hingga Saat Ini Jumlah Pasien Yang Sembuh Sudah Jauh Lebih Banyak & Terus Meningkat Jika Dibandingkan Dengan Yang Meninggal Akibat Wabah Pandemi COVID 19 Ini. Memang Benar Jumlah Kasus Yang Terkonfirmasi Positif Setiap Harinya Jauh Lebih Banyak Namun Jika Trend Kesembuhan Terus Dipertahankan Maka Kita Semua Optimis Bahwa Indonesia Pasti Akan Bangkit Dari Keterpurukan Ini Karena Telah Mengetahui Cara Penanganan COVID 19.
Untuk Melawan COVID 19 Ini Dibutuhkan Peran Serta Berbagai Pihak Termasuk Masyarakat Yang Harus Berdiri Pada Garda Terdepan Untuk Melawan COVID 19 Dengan Melaksanakan Berbagai Himbauan Pemerintah Dengan Penuh Kesadaran & Rasa Tanggung Jawab.

Kita Juga Dipertontonkan Dengan Berbagai Keresahan Masyarakat Yang Ditunjukan Dengan Aksi Penolakan Pemakaman Jenazah Pasien Yang Meninggal Akibat Pandemi Ini Hingga Pemalangan Rumah Ataupun Gedung-Gedung Yang Seharusnya Dijadikan Tempat Isolasi Sehingga Dapat Menekan Laju Penyebaran COVID 19. Resah Boleh Tetapi Jangan Panik Yang Berlebihan Karena Akan Berdampak Kepada Daya Tahan Tubuh Atau Bahkan Sikap & Tindakan Yang Merugikan Diri Sendiri Atau Orang Lain.

Pemerintah Dari Pusat Hingga Daerah Telah Berkomitmen Untuk Melawan & Membasmi Tuntas Rantai Penyebaran COVID 19. Hal Itu Ditunjukan Dengan Berbagai Kebijakan Yang Mengatur Mobilitas Manusia Hingga Menjamin Stabiltas Ekonomi Serta Ketahanan Pangan.
Di Papua Barat, Sebut Saja Kota Sorong & Fakfak Tidak Tanggung-Tanggung Langsung Menutup Semua Akses Keluar & Masuk Manusia di Daerah Tersebut Bahkan Dengan Langkah Berani Mengajukan Permohonan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Meskipun Pada Akhirnya Ditolak Kemenkes Karena Belum Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku, Terlepas Dari Tindakan Mereka Yang Mungkin Dianggap Sebagai Tindakan Yang Inkonstitusional Karena Tidak Sesuai Dengan Peraturan & Perundang-Undangan Namun Harus Kita Pahami Bahwa Ini Adalah Sebuah Pilihan Atas Dasar Kemanusiaan.

Kebijakan Yang Sensasional Oleh Pemerintah Yakni SKB Menteri Keuangan & Menteri Dalam Negeri Yakni Penyesuaian APBD Hingga APBK Guna Mendukung Keuangan Negara Dalam Hal Penanganan COVID 19. Kebijakan Ini Mengisyaratkan Setiap Pemerintah Daerah Harus Melakukan Efisiensi Terhadap Keuangan Daerah Yang Tidak Hanya Bertujuan Untuk Menangani COVID 19 Namun Juga Menjamin Stabilitas Ekonomi & Ketahanan Pangan Masyarakatnya.
Jika SKB Ini Diterapkan Berjenjang Dari Pemerintahan Tertinggi Hingga Terendah Maka Jumlah Anggaran Yang Terkumpul Itu Tidak Sedikit, Jika Demikian Pemerintah Daerah Seharusnya Berani Mengambil Langkah-Langkah Preventif Dalam Penanganan COVID 19 Guna Dapat Memutus Mata Rantai Penyebaran Virus Mematikan Tersebut. Misalnya Dengan Menjamin Ketersediaan & Stabilitas Harga Bahan Pokok Untuk Beberapa Waktu Kedepan Juga Menyiapkan Sarana & Prasarana Karantina Atau Isolasi Bagi Masyarakatnya Yang Baru Selesai Bepergian, ODP Ataupun PDP Serta  Pemerintah Daerah Dengan Tegas Menutup Akses Masuk Keluar Warga Yang Tidak Ber-KTP Daerah Tersebut.

Untuk Menutup Tulisan Ini Saya Mengutip Pernyataan Pemimpin Daerah & Dunia

"Kami Lebih Menghargai Nyawa Dariapada Tunggu Datangnya Aturan"
(Ricky Ham Pagawak, Bupati Mamberamo Tengah)

"Kami Tahu Cara Menghidupkan Kembali Perekonomian, Yang Kami Tidah Tahu Adalah Cara Menghidupkan Kembali Manusia"
(Nana Addo Dankwa Akufo-Addo, Presiden Ghana)

#DirumahAja
#BersamaMelawanCorona
#Salam





Senin, 30 Maret 2020

Mervin Asmuruf : Teknologi & Edukasi (Studi Kasus Melawan COVID 19)




Di-Era Digitalisasi Seperti Saat Ini Kita Dintuntut Untuk Menguasai Teknologi Karena Dengan Itu Akan Memudahkan Kita Untuk Banyak Hal Sebagai Contoh Saja Yakni Kemudahan Kita Mengakses Internet Yang Seharusnya Itu Dijadikan Sebagai Media Guna Kita Meng-EDUKASI-kan Diri, Keluarga Maupun Orang Lain Namun Tidak Sedikit Dari Kita Juga Yang Mengunakan Media-Media Ini Untuk Membangun Isu Yang Berujung Pada Pembentukan Opini Publik Sehingga Muncul Stigma-Stigma Yang Pada Akhirnya Juga Akan Merugikan Diri Sendiri Maupun Orang Lain.

Ini Masih Era 4.0 Belum 5.0 Dan Seterusnya....!!!
Teknologi Mau Berkembang Pesat Juga Tapi Kalau Tidak di Imbangi Dengan Edukasi Yang Baik & Masif yaaaa Sama Saja Dengan Buang Garam di Laut

Transformasi Teknologi Yang Begitu Cepat Ini Seharusnya Diikuti Dengan Edukasi Yang Baik Sehingga Akan Membentuk Karakter Anak Bangsa Yang Juga Baik & Bijak Dalam Menggunakan Teknologi Sebagai Sumber Pengetahuan Terbarukan.

Dalam Kesempatan Ini Saya Hanya Ingin Menyampaikan Pendapat Terkait Dengan Pengaruh Teknologi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Dalam Menanggulangi Penyebaran COVID 19.

Beberapa Waktu Belakangan Ini, Dengan Dukungan Teknologi Informasi, Pandemi COVID 19  Menyebar Begitu Luas & Cepat, Juga Diikuti Dengan Himbauan Dari Pemerintah, Lembaga Sosial Maupun Para Ahli  Mengenai Cara Meminimalisir Pandemi Tersebut.
Di Media Online Hingga Sosial Media Diberitakan Bahwa Kita Sedang Diperhadapkan Dengan Wabah Pandemi Covid 19 Yang Mematikan,  Dimana Jumlah Orang Yang Terinfeksi Baik Secara Global, Nasional Maupun Regional Setiap Hari Selalu Terkonfirmasi Bertambah, Baik Untuk Orang Dalam Pantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Maupun Yang Sudah Positif Terinfeksi Hingga Tidak Tertolong.
Di Indonesia Sendiri Jumlah Yang Terkonfimasi Sudah Menginjak 1000an Jiwa & Kemungkinan Akan Bertambah, Pemerintah Sendiri Sudah Mengambil Langkah Dengan Merumahkan Segala Aktivitas Anak Sekolah Hingga ASN & Karyawan BUMN Dengan Tujuan Melakukan Karantina Mandiri Agar Dapat Memotong Sedini Mungkin Penyebaran COVID 19 Ini.
Di Media Online & Sosial Media Kita Masih Melihat Bahwa Kebanyakan Dari Kita Yang Masih Sibuk Dengan Aktivitas di Luar Rumah, Bepergian Keluar Kota, Banyak Juga Yang Mempergunakan Media Sosial Untuk Kemudian Membagikan Tulisan Yang Mengkritisi Pemerintah Atau Bahkan Berita Hoaks Yang Semakin Membuat Warga Semakin Takut & Cemas.

Khusus di Papua Barat, Kita Dipertontonkan Dengan Berbagai Aksi-Aksi Yang Menurut Saya Tidak Terlalu Penting Untuk Dilakukan Yakni di Sorong Terjadi Pemblokade Ruas Jalan Utama Hingga Pelabuhan Karena Menurut Informasi Ada Pasien COVID 19 Yang Menumpangi Kapal Penumpang Pelni Begitu Juga di Manokwari Terjadi Pemblokade Jalan Menuju Bandara. Nah, Jika Memang Benar  ODP, PDP Ataupun Positif COVID 19 Maka Mereka Sudah Seharusnya di Karantina Atau Di Isolasi di Tempat Keberangkatan Oleh SATGAS COVID 19 di Daerah Asal. SATGAS Tersebut Telah Diperlengkapi Dengan APD Serta Alat Deteksi Dini & Petunjuk Pelaksanaan Sesuai Prosedur  Jadi Pasti Mereka Juga Akan Ditindak Oleh Petugas Satgas Covid 19 di Tempat-Tempat Keberangkatan Maupun Kedatangan.
Tugas Kita Sebagai Warga Itu Melaksanakan Himbauan Pemerintah Dengan Mengisolasi Diri di Rumah Serta Hidup Bersih.
Kita Juga Melihat Dampak Perkembangan Teknologi Melalui Pengunaan Sosial Media Yang Tidak di Edukasi Secara Baik & Benar Seperti Ada Video Singkat Yang Tersebar Luas di Fakfak Yakni Ada Pernyataan Kurang Etis Yang Dilontarkan Oleh Anak Pejabat Yang Disoroti Karena Masuk ke Fakfak Dengan Mengunakan Kapal Milik PEMDA Padahal Beberapa Hari Sebelumnya Bupati Telah Mengeluarkan Edaran Agar Tidak Ada Lagi Arus Orang Masuk & Keluar Fakfak Selama Masa Pandemi Covid 19 Ini.

Di-Era Perkembangan Teknologi Yang Pesat Ini Kita Sebagai Warga Masyarakat Seharusnya Lebih Pandai & Teredukasi Secara Baik Sehingga Dapat Meminimalisir Masalah Atau Bahkan Dapat Mengelola Teknologi Secara Baik Sehingga Dapat Menjadi Saluran Pengembangan Ilmu Pengetahuan Guna Menjadi Bekal Dalam Interaksi Sebagai Manusia Dunia

Inggat...
Teknologi Itu Baik Lhooeee...
Manusialah Yang Kadang Salah Mempergunakan...

#Salam

Senin, 03 Februari 2020

Mervin Asmuruf : HUT PI Ke 165, Injil Untuk Siapa ??


Pada Tanggal 5 Februari 1855, Ottow & Geisller Menginjakan Kaki di Tanah Papua Yang Kala Itu Dikenal Dengan Sebutan New Guinea. Missionaris Ottow & Geisller Datang Dengan Missi Pekabaran Injil & Dengan Nama Tuhan Mereka Menginjakan Kaki di Pulau Mansinam Untuk Menyatakan Terang Kasih Tuhan di Tanah Papua.

Tanggal 5 Februari Setiap Tahun Selalu Dikenang Sebagai Tanda Proklamasi Iman & Kepercayaan Akan Keselamatan Manusia Papua. Tahun 2020 Ini Kita Kembali Merayakan Hari Jadi Pekabaran Injil Yang Ke 165 Tahun.
Hal Ini Merupakan Sebuah Refleksi Perjalanan Kabar Keselamatan & Pertumbuhan Iman Atas Kobaran Injil Yang Sedang Menyala-nyala di Tengah Tantangan Era Globalisasi Saat Ini.

Semangat Ottow & Geisller Mengabarkan Injil Tidak Didasarkan Atas Nama Gereja Ataupun Doktrinasi Kekristenan Tertentu Namun Kabar Keselamatan Itu Kini Tetap Menyala di Tanah Papua.
Benih Injil Yang Disemaikan Oleh Missionaris Itu Kini Telah Tumbuh Dalam Karya Pelayanan Yang Diwujudkan Dengan Hadirnya Berbagai Denominasi Gereja & Doktrin Pelayanan Kekristenan Serta Berbuah Pertumbuhan Iman & Kepercayaan Kepada Yesus Kristus.
Namun Yang Harus Kita Kritisi Juga Yakni Kehadiran Gereja Sebagai Tungku Untuk Selalu Menyalakan Api Injil itu Telah Dinikmati Oleh Seluruh Umat Kristen di Tanah Papua, Terlebih Khusus Orang Asli Papua, Mengapa Demikian ??.

Jika Kita Lihat & Amati Saat Ini, Yang Menjadi Para Pelaku Narkoba, MIRAS & Aibon Serta Aksi-Aksi Kejahatan & Kekerasan di Tanah Papua Hampir Sebagian Besar Adalah Umat Kristen.
Hal Ini Seharusnya Mendapat Perhatian Besar Dari Gereja, Apa Perhatian Gereja Terhadap Umatnya. Gereja Harus Hadir & Menghampiri Mereka Dengan Cinta & Kasih Sesuai Dengan Terang Injil Itu.
Belum Lagi Jika Kita Diskusikan Mengenai Masalah Kemanusiaan Yang Menimpa Umat Kristen di Nduga, Dimana Peran GEREJA ??.
Gereja Harus Hadir Sebagai Wadah Untuk Menolong Umat Yang Tersesat, Tertindas Bahkan Terisolasi & Termarginalkan. Gereja Harus Bersuara Keras & Tegas Serta Berdiri di Garda Terdepan Untuk Menyuarakan Masalah Sosial Yang Sedang Menggerogoti Setiap Sendi & Tatanan Kehidupan Serta  Pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) Yang Terjadi Atas Umatnya.

Dengan Berbagai Problem Yang Telah Dikemukakan Seharusnya Perayaan HUT PI Jangan Hanya Dijadikan Sebagai Acara Ceremonial Tahunan Ataupun 5 Tahunan Yang Menelan Biaya Cukup Fantastis Tetapi Melalui Perayaan PI Semua Denominasi Gereja Harus Bersatu Padu Dalam Merefleksi Serta Menentukan Arah Serta Tujuan Penatalayanan Kekristenan Yang Mencerminkan Nilai-Nilai Injil Kristus.

Akhirnya Saya Mengucapkan Selamat Merayakan Hari Pekabaran Injil Yang Ke 165 Tahun
Kiranya Melalui Terang Injil Kristus Kita Deklarasikan Iman & Kepercayaan Kepada Yesus Kristus Serta Pelayanan & Cinta Kasih Bagi Sesama

WARTAKAN INJIL, DAMAIKAN BUMI

TUHAN MEMBERKATI