Sabtu, 17 Agustus 2019

Monyet Diksi Motivasi Atau Rasis ?? Oleh Mervin Arison Asmuruf


Secara Pribadi Saya Pernah Dipanggil Monyet, Yakni Ketika Saya Sedang Melanjutkan Studi di Salah Satu Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia Medio Tahun 2014-2016
Panggilan Itu Justru Diungkapkan Dalam Ruang Kuliah Yang Katanya Ilmiah Karena Diisi Oleh Masyarakat Kampus Yang Mempunyai Intelektualitas Diatas Rata-Rata.
Hari Pertama Kuliah Dari Rencana Enam Belas Kali Pertemuan di Kelas Itu & Langsung Dipanggil Monyet Oleh Pengajar, Awalnya Membuat Saya Secara Pribadi Seakan Kehilangan Kepercayaan Diri Karena Menurut Saya Perkataan Itu Mengandung Makna Sinisme. Namun Saya Mencoba Bertahan Dalam Diam & Hal Itu Terus Berlangsung Pada Pertemuan-Pertemuan Berikut Hingga Pertemuan Ke-Delapan, Tepatnya Setelah Ujian Tengah Semester (UTS) Kemudian Saya Dipanggil Oleh Pengajar Yang Menyandang Guru Besar Itu Ke Ruangan Kerjanya.
Sesampai Disana Saya Dilayani Oleh Beliau Secara Langsung Dengan Menyuguhkan Kepada Saya Kopi Hitam & Roti Bakar Buatan Beliau, Lalu Saya Dihujani Oleh Perkataan-Perkataan Yang Penuh Nasehat & Sangat Memotivasi Dari Beliau.
Sejak Itu Hubungan Saya & Beliau Lebih Dari Hanya Sekedar Seorang Mahasiswa & Dosen, Karena Dipertemuan-Pertemuan Kelas Selanjutnya  Saya Duduk Berdampingan Dengan Beliau Yang Berhadapan Dengan Teman-Teman Kelas Serta Sampai Sekarang Hubungan Kita Masih Terus Berjalan.

Panggilan Monyet Itu Sengaja Beliau Ungkapkan Untuk Memacu Saya Agar Lebih Giat Lagi Dalam Belajar Agar Bisa Duduk Sama Rendah & Berdiri Sama Tinggi Dengan Mereka Yang Lain
Ini Sepenggal Pesan Yang Beliau Sampaikan Ketika Saya Telah Menyelesaikan Pendidikan &  Hendak Pulang Ke Papua Yakni "Dua Tahun Lalu Kamu Adalah Sebuah Besi & Sekarang Kamu Telah Menjadi Pisau, Pergunakanlah Itu Untuk Memilah & Mengiris Setiap Bagian Terbaik Dari Bahan Baku Yang Hendak Diolah Untuk Menjadi Sebuah Hidangan Untuk Dinikmati Oleh Orang Lain Bahkan Untuk Banyak Orang".

Catatan Pribadi Yang Saya Alami Merupakan Sepenggal Cerita Dari Panggilan Monyet Yang Setidaknya Menjadi Cambuk Motivasi Untuk Menginspirasi Diri Saya Secara Pribadi


Cerita Saya Diatas Itu Jauh Berbeda Dengan Panggilan Monyet Yang Saat Ini Sedang Menimpa Teman-Teman Mahasiswa Papua di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya & Santer Menjadi Diskursus Kami Orang Asli Papua Yang Berkulit Hitam & Berambut Keriting.

Mengapa Demikian ??

Karena Ungkapan Monyet Merupakan Sinisme Terhadap Wajah & Kulit Kami Serta Tindakan Intimidasi Yang Dilakukan Tidak Hanya Oleh Masyarakat Umum Namun Juga Melibatkan TNI/ POLRI Ini Seakan Menjadi Pembeda & Membuat Kami Harus Berteriak Bahwa Memang Kami Berbeda Sejak Lahir Diatas Tanah Kami Namun Kami Ditangkap Paksa Untuk Dikrung Dalam Kandang & Kemudian Jinak Lalu Digunakan Oleh Mereka Untuk Mencari Makan Diatas Tanah Kami, Bukan Itu Metode Yang Selama Ini Digunakan Oleh Mereka Dalam Mempekerjakan Monyet Sebagai Mata Pencaharian Mereka.
Kami Dipanggil Monyet Karena Kami Dipelihara Oleh Mereka Hanya Sebagai Tempat Untuk Mendulang Kekayaan Yang Kami Miliki Untuk Kejayaan Mereka
Sama Seperti Monyet Yang Dipelihara Kemudian Digunakan Sebagai Sumber Kehidupan Oleh Mereka Yang Tidak Mempunyai Sumber Daya Untuk Kemudian Memperkaya Serta Menaikan Taraf Hidup Mereka.

Ungkapan Sinis Bahkan Berujung Rasis Ini Tanpa Disadari Telah Mencelakakan Nilai-Nilai Pancasila & Melukai Hati Orang Asli Papua, Padahal Banyak Dari Mereka Yang Datang Mencari Makan & Hidup Dinegeri Para Monyet Sampai Karena Terlalu Rakus Sampai Mereka Merampas Apa Yang Seharusnya Menjadi Hak Monyet

#Salam