Senin, 28 Agustus 2017

Mervin Asmuruf : ANAK PAPUA DALAM PUSARAN PENDIDIKAN KEDINASAN (HARAPAN & KENYATAAN)


Pendidikan merupakan Isu Strategis yang menjadi sarana bagi Orang Asli Papua untuk meningkatkan taraf hidupnya. Selain itu Pendidikan satu-satunya sarana yang hendak menjadi jalan keluar dari ketertinggalan & keterbelakangan. Diera Otonomi Khusus ini, Pendidikan adalah Ujung Tombak untuk membangun Generasi Baru diatas Tanah Papua yakni Generasi Yang Cerdas, Cakap & Mandiri serta Mampu Mengelola Segala Potensi Dirinya bagi Tanah Papua yang Maju & Sejahtera.
Dunia Pendidikan saat ini mampu menciptakan Generasi Bangsa yang Terdidik & Terlatif serta Profesional agar siap menjawab tantangan zaman. Di Tanah Papua sendiri banyak Peluang itu namun kesempatan bagi Anak Papua justru seakan dibatasi untuk ikut serta mengenyam Pendidikan pada Lembaga-Lembaga tersebut.
Akhir-akhir ini banyak kita dengar & baca di Media Masa adanya seleksi atau penerimaan bagi Putra-Putri kita dalam sekolah kedinasan senagai Contoh Seleksi Penerimaan Calon Taruna Akademi Kepolisian (AKPOL) & Akademi Militer (AKMIL), Calon Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Calon Siswa Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan masih banyak lagi Sekolah Kedinasan Lain.
Namun yang jadi pertanyaan saya seberapa besarkah Anak Papua mendapat kesempatan untuk bersekolah pada  Sekolah-Sekolah tersebut ??
Saya memberikan memberikan contoh yakni Hasil Seleksi Calon Taruna AKPOL & Calon Praja IPDN yang mana untuk AKPOL saja dari 5 Calon Taruna tidak satupun Anak Papua yang berkesempatan untuk Lulus Seleksi padahal yang kita tahun bersama yakni AKPOL adalah Lembaga Pendidikan Kedinasan yang mana akan menciptakan Perwira Muda Kepolisian yang akan menjadi Pemimpin dalam Lembaga Kepolisian, sedangkan untuk Hasil Seleksi Calon Praja IPDN yang telah mengumumkan 34 nama, jumlah atau proporsi Anak Papua jauh lebih sedikit jika kita dibandingkan dengan jumlah teman-teman Non Papua yakno sekitar 11 Calon Praja Asli Papua.
Pendidikan harus jadi sarana untuk me-Merdekakan Orang Asli Papua Dalam Bingkai NKRI, Sehingga Hal ini harus menjadi perhatian penting Pemerintah Daerah dalam upaya memberdayakan Orang Asli Papua dalam Bingkai Otonomi Khusus Papua. Jika Hal ini dibiarkan saya sangat yakin Anak Papua akan tetap tinggal didalam tempurung & Konflik Sosial untuk memisahkan diri serta berdiri sendiri akan terus bergejolak.

Salam Papua Damai
Salam Papua Bangkit
Salam Papua Mandiri
Salam Papua Sejahtera
Salam Papua Yang Bermartabat

GOD BLESS THE LAND OF PAPUA

2 komentar:

  1. Saya sangat setuju kalo boleh pemerintah bisa turun tangan unk atasi hal ini..
    Banyak anak papua yang mempunyai potensi besar..
    Jika potensi itu tdk dikembangkan sayang sekali..
    kita akan terus tertinggal..
    Contoh kecil saja ank2 papua yg diambil oleh Bapa Yohanes Surya dikasi sekolah diberi fasilitas yg memadahi dan lain sbaginya mereka membuahkan hasil mendapatkan Juara 1 olimpiade sains matematika,kimia,biologi,astronomi dll..
    itu membuktikan bahwa ank papua mempunyai Kualitas kecerdasan tingkat tinggi yg perlu unk dikembangkan.Kalo bole aturan mengenai otonomi khusus dijalankan spya kita anak papua bisa ambil bagian dalam hal Kemilitetan kepolisian pemerintahan dll..Kita Anak mudah papua pasti bisa..
    Trimakasi bapak Mervin Asmuruf semoga Allah Bapa YMK memberkati usaha bapak.

    BalasHapus
  2. Fakta dilapangan menunjukan bahwa untuk masuk sekolah2 bergengsi seperti yg Pak Mervin sebutkan diatas adalah dengan jalan Koneksi Orang tua dan SUAP.. Sangat disayangkan, oknum2 pelaku Dalam lembaga2 pendidikan tsb hanya memikirkan kantong sendiri..
    Salam Pak Mervin..

    BalasHapus